Selamat Datang Di Blog Sruweng Dan Terimakasih Atas Kunjungannya Semoga Bermanfaat

Sabtu, 31 Desember 2011

SELAMAT TAHUN BARU 2012

Tidak terasa kita sudah berada di tahun 2012. Mengucapka “Selamat Tahun Baru 2012″ semoga ditahun ini kita semua diberi kelancaran dalam melakukan segala hal. Dan apa yang kita lakukan kedepan dapan memberikan manfaat untuk orang lain. Selain hal itu diatas semoga ke depan kita bisa kompak di dunia nyataYah, dengan tekad tahun ini menjadi lebih baik. Masih banyak yang manfaatnya kita mempunyai facebook namun harapan saya akan memberi semangat dan juga memberi berkah. Ayo jangan lupa ditengok yah icon smile Selamat Tahun Baru 2012. Terima kasih dan selamat beraktifitas icon smile Selamat Tahun Baru 2012PAGUYUBAN PEMUDA PEMUDI CONDONG CAMPUR

Senin, 19 Desember 2011

GROUP PANDANSARI COMMUNITY

Group pandansari Community kepriwe jere siki bisnis jual beli Galengan he he he,  jan mandan males kayane, tapi mau mbengi aku ora bisa turu babar blas, lah jejel iseng2 chat ehhh mbok menawa ulih prawan ting ting, njurane wis mlebu pirang2 chanel koh ora ana sing tek geleti, lah ya wis tek tutup . aku iseng iseng buka2 blog tek utak atik eh sue sue pengin ngeblog maning.. ya kaya kae apa anane. wis nyong arep meng mesjid kiye, warga Pandansari akeh sing wis pada sukses, ya sukses dadi tukang macul, dadi tukang ngaduk semen, dadi tukang ngarit, dadi tukang dopokan dadi tukang mbakar budin, dadi juragan lele, dadi Juragan martabak malah siki wis tambah pada maju, warga Pandansari wis ana sing dadi guru (pendidik), ana sing kerja nang luar negri, Moga-moga bisa nggawa manfaat apik nggo wilayahe Pandansari harapane, Wilayahe Dewek tambah kompaklan tambah maju, Mangan ora mangan asal kumpul wis ngumpul ko ra mangan-mangan ya kebangeten. Nyuwun pangapunten, gubug puniko sampun pindah wonten mriki Klik nangkene mlebu Group Pandancari Comunity, Kulo aturi pinarak.. Sumonggo..

Saya Seorang Perantau

Di hari sabtu, saya memutuskan pergi ke bengkel untuk melakukan service rutin motor saya. Mungkin karena belum terlalu siang ketika saya tiba di sana, bengkel tersebut belum banyak didatangi orang. Saya pun langsung dilayani dan motor saya langsung diservice. Sekitar 30-45 menit kemudian, motor saya selesai diservice. Karena motor saya sudah kotor dan perlu dibersihkan, saya pun menuju tempat penyucian motor yang tak jauh dari bengkel. Ketika sampai di tempat pencucian motor, keadaannya tak beda jauh dengan bengkel tadi. Masih sepi. Hanya terlihat satu motor yang sedang dicuci. Tiga orang pegawai terlihat menunggu pelanggan yang datang. Salah satu dari mereka langsung membawa motor saya ke tempat pencucian. Lalu saya pun menunggu. Untuk menghilangkan kesendirian, saya pun mendekati salah seorang pegawai yang sedang melepas lelah setelah menyelesaikan tugasnya. Saya bertanya kepadanya, "Pegawai di sini ganti-ganti terus ya mas? Soalnya setiap saya ke sini selalu melihat wajah-wajah yang lain dari sebelumnya." "Saya tidak tahu mas, saya baru datang," jawab pegawai tersebut. Saya memang bukan orang pandai untuk memecah suasana agar tidak kaku. Akhirnya saya melanjutkan bertanya, "Asalnya dari mana mas?" Pegawai tersebut menjawab dari Kebumen, tepatnya Kecamatan Sruweng Desa Condong Campur. Ia datang ke Bandung karena diajak temannya yang kini sama-sama bekerja di tempat pencucian tersebut. Keduanya datang ke Bandung karena merasa di Kebumen, tempat asal mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka berharap di Bandung ini akan mendapatkan rezeki yang halal untuk menghidupi keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman. Sebelum datang ke Bandung, pegawai yang saya ajak bicara itu sebenarnya sudah memiliki pekerjaan sebagai sopir pribadi. Namun akhir bulan lalu, SIM-nya mati dan dia tidak ada biaya untuk memperpanjang. Sedangkan majikannya tidak memberikan jalan keluar dengan memberikan tambahan uang yang dia perlukan. Suatu sikap yang jauh dari harapannya. Akhirnya ia pun berhenti dan memutuskan menerima ajakan temannya ikut ke Bandung. Hari-harinya di Bandung ia lalui sebagai pencuci motor. Ketika saya tanyakan bagaimana perjanjian kerja dengan bos pemilik tempat pencucian tersebut, ia menjawab belum tahu. Saya berpikir sejenak, sudah bekerja tapi belum tahu apa yang akan dia terima. "Mas sudah ke mana aja setelah tiba di Bandung?" kembali saya mengajukan pertanyaan. "Belum kemana-mana, baru di tempat ini," jawabnya. Ia pun melanjutkan bahwa akan bekerja apa saja, asalkan halal.  Sebuah keinginan yang mulia, semoga saja ia segera mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih baik dan tentu saja yang halal demi keluarga yang ia tinggalkan jauh di seberang sana. Dan pagi ini saya masih melihat dia melakukan pekerjaan : mencuci motor, dan saya juga sebagai seorang perantau dari desa Condong Campur Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen sudah merasakan sendiri betapa beratnya hidup di perantauan, untuk menghidupi keluarganya. Inilah Cerita saya sampai sekarang, dan saya juga belum tau apa saya mau hidup di perantauan atau kembali ke desa,,entahlah hanya waktu yang akan menentukan.

Senin, 21 November 2011

WONG CONDONG CAMPUR MLEBU FACEBOOK

Wong Condong Campur Mlebu Facebook, kepriwe jere siki bisnis jual beli Galengan he he he,  jan mandan males kayane, tapi mau mbengi aku ora bisa turu babar blas, lah jejel iseng2 chat ehhh mbok menawa ulih prawan ting ting, njurane wis mlebu pirang2 chanel koh ora ana sing tek geleti, lah ya wis tek tutup . aku iseng iseng buka2 blog tek utak atik eh sue sue pengin ngeblog maning.. ya kaya kae apa anane. wis nyong arep meng mesjid kiye, warga KARANG JAMBE akeh sing wis pada sukses, ya sukses dadi tukang macul, dadi tukang ngaduk semen, dadi tukang ngarit, dadi tukang dopokan dadi tukang mbakar budin, dadi juragan lele, dadi Juragan martabak malah siki wis tambah pada maju, warga KARANG JAMBE wis ana sing dadi guru (pendidik), ana sing kerja nang luar negri (TKI), Moga-moga bisa nggawa manfaat apik nggo wilayahe KARANG JAMBE harapane, Wilayahe Dewek tambah kompaklan tambah maju, Mangan ora mangan asal kumpul wis ngumpul ko ra mangan-mangan ya kebangeten.

Nyuwun pangapunten, gubug puniko sampun pindah wonten mriki Klik nang kene mlebu group Condong Campur, Kulo aturi pinarak.. Sumonggo..

Kamis, 17 November 2011

MAKANAN KHAS PANDANSARI GOLAK

Ibu Tursiyem warga Desa Pandansari Kecamatan Sruweng, Kebumen memilih berdagang Enggeng atau Golak untuk menambah ekonomi keluarga. Makanan khas Kebumen ini menjadi salah satu tumpuan utama ekonomi keluarga, dan merupakan sebagai pekerjaan sehari-harinya. Dari hasil berjualan Enggeng ini sebagian digunakan untuk membiayai anak perempuan satu-satunya yang masih duduk di bangku MTS kelas II. Dengan ditemani sang suami, Ibu Tursiyen ini berjualan Enggeng di tepi jembatan Pejagoan. Lebih tepatnya di sebelah selatan alun-alun Kebumen. Tempatnya sangat sederhana, hanya mengambil trotoar sebagai tempat lapak kemudian ditutup dengan plastik. Enggeng atau Golak Ibu Tursiyem dibuatnya sendiri dari bahan baku singkong yang sudah dihaluskan. Singkong tersebut ia peroleh langsung dari para petani di desanya. Menurutnya singkong dari petani jauh lebih berkualitas dibandingkan singkong yang sudah masuk ke Industri. Biasanya sudah dicampuri dengan bahan pengawet. Tanpa lelah berkerja dari pagi sampai siang Ibu Tursiyem menbuat racikan bahan Enggeng atau Golak. Ibu Tursiyem memasarkan Enggeng sore hari, dari pukul 16.00 hingga 23.00 WIB. Setiap harinya Ibu Tursiyem rata-rata menghabiskan 40 kg singkong. Dari situ ia bisa mengambil keuntungan bersih sekitar Rp 20.000, sudah dengan pengeluaran membeli minyak goreng dan Gas untuk memasak. Satu ikat Enggeng atau Golak ini dijual dengan harga Rp 2000. Meskipun tepat berada di bibir jalan, ibu Tursiyem nampaknya sudah tidak ada rasa takut jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan di jalan tersebut.

Sabtu, 01 Oktober 2011

BUDIDAYA IKAN GURAMEH DI SRUWENG

 BUDIDAYA IKAN GURAMEH, Ikan gurameh ternyata cuku penak untuk dikonsumsi karena dari rasa dagingnya yang khas ditambah tulangnya yang sedikit.Di daerah kebumen budidaya ikan gurameh ternyata cukup meyakinkan karena di daerah kebumen,faktor cuaca dan kualitas air tanah nya cukup baik untuk membudidayakan ikan gurameh. Ikan gurameh ternyata tidak memerlukan perawatan yang khusus,hanya perlu memperhatikan kebersihan air tanah yang akan dipergunakan untuk pemeliharaan. Tempat pemeliharaan ikan gurameh ada 2 macam : 1. Bak
2. Kolam alam (sawah, kolam tanah). Ternyata keuntungan yang diperoleh dari budidaya ikan gurameh cukup menggiurkan.ini adalah contoh berdasarkan pengalaman kami : 1 ekor bibitan : Rp 1000, Biaya pakan 1 ekor ikan per KG : Rp 7000-8000 dibulatkan Rp 7500, Berat ikan gurameh/1KG pakan adalah 7 ons/13 bulan, Harga 7 ons =Rp 15.000/KG (23-25ribu/KG), Harga Rp15.000 dikurangi biaya bibit dan pakan Rp 8500 adalah Rp 6500 keuntungan per ekor mencapai Rp 6500 Meskipun keuntungan tidak begitu besar, tapi budidaya ikan gurameh tidak merepotkan.Seperti contoh : sapi atau kambing, yang cukup merepotkan dengan penyediaan pakan.Budidaya ikan gurameh hanya cukup menyediakan pakan yang bisa di beli di toko dan memeperhatikan kualitas air, jika kotor di ganti. Tetapi jika ingin budidaya bermodal besar keuntungan pasti lebih banyak. Bila ingin informasi lebih lanjut tentang budidaya ikan gurameh dan membutuhkan bibitan ikan gurameh,bisa datang langsung ke alamat Bpk. nono sumarwoto Desa karanggedang Rt 02 Rw 04 Kec.Sruweng Kebumen No hp : 085293818661, 081280827474

Selasa, 20 September 2011

KEKERINGAN DI KECAMATAN SRUWENG, KEBUMEN

Desa Pengempon, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen sudah dua bulan ini terpaksa menggunakan air dari selokan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Selokan yang menjadi tumpuan warga Gunung Tugel berada persis di bawah tebing pegunungan. Air rembesan yang menggenang di cekungan selokan, diciduk untuk dimasukan ke dalam jerigen. Menciduknya pun harus perlahan-lahan agar tidak keruh. Untuk mendapatkan air, warga pun harus antre. Air dari sini untuk semua kebutuhan, untuk minum hingga mandi. Biasanya dilakukan malam hari dengan penerangan obor daun kelapa kering. Di tengah krisis air bersih, warga hanya mendengar Pemerintah Kabupaten Kebumen memberi bantuan air bersih. Namun hingga kini, belum pernah ikut menikmati. Di Kecamatan Sruweng, krisis air bersih tidak hanya dialami warga Pengempon. Keterangan Camat Sruweng, Mulyadi, krisis air bersih juga di alami warga Desa Tanggerang, Karangjambu, Pakuran, Condong Campur, Pandansari, Lemah Rata, Sidoagung, Pandansari, Donosari, dan Penusupan. "Jumlah jiwa yang mengalami krisis air bersih di Kecamatan Sruweng ada seribu lebih," papar Mulyadi. Menurut Mulyadi, bantuan air bersih sudah menjangkau warga yang membutuhkan. Droping air bersih dilakukan seminggu sekali. Terkait dengan warga Pengempon yang belum tersentuh bantuan air bersih, dikatakan karena belum ada usulan dari pihak desa.

Rabu, 14 September 2011

PLESIRAN LEBARAN 2011

Ini lah oleh-oleh lebaran 1432 H  Bulan Agustus 2011 lebaran kur sedala nang desaku condong campur anu agi langka banyu, rong dina adus be sepisan. Mumpung masih bulan Syawal, (badan) Lebaran memang penuh kenangan, termasuk mengenang tradisi plesiran. Tradisi plesiran atau wisata saat lebaran yang tidak hanya di Sruweng, Pandansari, Condong Campur  tetapi hampir diseluruh Indonesia (mungkin, karena saya kebetulan belum pernah pergi kemana-mana. hehe). Karena ”kuper”nya saya, maka saya tak mau menulis tradisi plesiran diluar-luar sana. Saya hanya bisa menulis tradisi plesiran yang sepanjang saya tahu, terutama tradisi plesiran lebaran di Pandansari, Condong Campur dan sekitarnya. Plesiran lebaran di Kebumen yang sudah mentradisi adalah pergi ke obyek-obyek wisata. Daerah tujuan wisata terutama adalah pantai seperti Petanahan, Bocor, Puring, Rowo, Karangbolong, Suwuk dan Logending. Masing-masing pantai pun punya hari puncak sendiri-sendiri. Seperti Pantai Petanahan yang mencapai di hari ke 7, atau Pantai Rowo pada hari ke 8. Pandansari, Condong Campur  dulu punya tradisi plesiran lebaran, yaitu berwisata ke puncak pegunungan, yang orang menyebutnya Gunung Condong dan Gunung Pranji. Sampai sekitar tahun 1990an, lebaran menjadi puncak kunjungan wisata domestik ke gunung Condong, desa Condong Campur kecamatan Sruweng. Gunung Condong sebagai obyek wisata diserbu ribuan pengunjung dari berbagai desa, terutama dari kecamatan Karanggayam, Sruweng dan Pejagoan. Dari puncak gunung Condong pengunjung dapat menikmati pemandangan sampai batas cakrawala. Pengunjung juga dapat menelusuri hutan yang masih alami dan jika sedang beruntung dapat melihat kera-kera liar. Di samping itu, ada panggung hiburan yang biasanya menampilkan live musik dangdut. Di puncak Condong juga ada sebuah makam yang sangat dikeramatkan, tetapi saya tak tahu siapa tokoh yang dimakamkan di situ. Selepas obyek gunung Condong meredup karena pohon-pohon pinus ditebang oleh Perhutani pada sekitar tahun 1997an, wisata gunung beralih ke gunung Pranji yang ada di desa Pengaringan, kec. Pejagoan. Sama seperti gunung Condong, puncak Pranji menyajikan pemandangan eksotik dari puncaknya. Bahkan disamping hari lebaran, pada setiap malam minggu dan hari minggu puncak Pranji banyak dikunjungi wisatawan, terutama dari Kebumen termasuk anak-anak muda pecinta alam amatiran. Pada tanggal 17 Agustus 2010 kemarin, pecinta alam SMA 1 Kebumen (GASPALA) bahkan membentangkan bendera didinding tebing dengan pemanjatan yang sangat beresiko tinggi. Secara perlahan sejak 3 tahunan terakhir, plesiran ke gunung mulai kurang di minati. Puncak Pranji tak lagi ramai pengunjung. Tradisi plesiran lebaran tidak ada lagi. Padahal mereka tidak mengalihkan tradisi lebaran ke obyek wisata lain, seperti orang-orang desa Jemur yang mempunyai tradisi plesiran ke pantai misalnya. Orang-orang Pandansari  lebih memilih berkumpul di rumah berkumpul sama keluarga. Begitulah, tradisi plesiran lebaran. Sebagian orang seperti saya punya banyak kenangan ketika dulu setiap hari jalan kaki naik gunung ramai-ramai. Entah tradisi yang menyimpan banyak kenangan itu akan muncul lagi atau tidak, waktu yang akan menjawabnya. Yang menjadi pemikiran, bisakah tradisi plesiran itu hidup lagi? Ataukah mungkin dicari alternatif wisata baru di sekitar kita agar tradisi plesiran tidak hilang? Bagaimanapun, ada manfaat positif jika kita mampu mengangkat potensi lokal. Disamping mengenalkan daerah, juga memberi manfaat ekonomi pada masyarakat. Tentu jika kita mampu mengelolanya dengan baik. Sekedar pemikiran, perpaduan puncak Pranji dan gunung condong mungkin layak untuk dikelola menjadi magnet wisata lokal baru. Ini lah oleh-oleh lebaran 1432 H  bulan agustus 2011 lebaran kur sedala nang desaku condong campur anu agi langka banyu, rongdina adus be sepisan

Senin, 22 Agustus 2011

Lebaran sebentar lagi biasanya masyarakat kebumen khususnya di kecamatan sruweng, desa pandansari, desa kejawang, desa kuripan, desa karang gedang, desa krenceng, desa condong campur kebanyakan warga yang diperantauan sudah pada datang untuk pulang kampung dan bersilahturahmi, biasanya di musim lebaran banyak warga masyarakat kecamatan sruweng  mencari tempat wisata di musim lebaran terdapat beberapa tempat wisata yang layak untuk dikunjungi : Wisata pantai, Pantai Ayah/Logending, Pantai Pedalen, Pantai Karangbolong, Pantai Petanahan, Wisata goa, Goa Jatijajar, Goa Petruk, Goa Karangbolong, Wisata sejarah, Benteng Van Der Wijk Gombong, Wisata pegunungan, Pemandian air panas Krakal, Geologi alam Karangsambung, Wisata waduk, Waduk Sempor, Waduk Wadaslintang.  Kie sekilan info nggo masyarakat desa pandansari, desa kejawang, desa kuripan, desa karang gedang, desa krenceng, desa condong campur mbok arep pada plesir.

Kamis, 11 Agustus 2011

Desa Pandansari

Desa Pandansari, Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen dinyatakan sebagai juara pertama Seleksi Nasional penghargaan SIKOMPAK Tahun 2011 untuk kategori Perencanaan Partisipatif. Sedangkan Juara kedua diraih Desa Kuap, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi serta peringkat ketiga diraih Desa Udopato, Kec Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Anugerah penghargaan pemberdayaan tersebut akan disampaikan oleh Menteri dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, saat pembukaan Rakernas Sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan, hari ini (27/4) di Jakarta. Selain penghargaan kepada pelaku keempat kategori, penghargaan juga diberikan kepada Gubernur dan Bupati selaku pembina Program terbaik nasional. Prestasi tersebut berdasarkan hasil penilaian tim pusat yakni Dirjen PMD dan Konsultan Managemen Nasional PNPM Perdesaan. Selain Kebumen, kabupaten lain di Jawa Tengah yang mendapatkan peringkat petama dalam seleksi yang dilakukan oleh Kemendagri yaitu Kabupaten Klaten untuk kategori Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang diwakili Kecamatan Jatianom. Kemudian Kabupaten Demak untuk kategori Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang diwakili oleh Kecamatan Wonosalam. Sedangkan untuk kategori pendamping lokal juara pertama diraih Syamhudi , dari Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Proses penyusunan perencanaan pembangunan desa secara partisipatif di Kebumen telah dimulai sejak tahun 2005. Setiap desa menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa sebagai acuan rencana pelaksanaan pembangunan di desa. RPJM Desa tahun 2006-2010 dan setiap tahun sudah dijabarkan dalam RKP Desa dan dilaksanakan dengan APBDes. Sumber http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=18017

Kamis, 04 Agustus 2011

Driver Satellite L640 dan L645 For Windows XP


Audio
Conexant Audio Driver Download
Graphics
AMD Display Driver 1 Download
AMD Display Driver 2 Download
AMD Display Driver 3 Download
Pointing Devices
Synaptics Touchpad Driver Download
Camera
TOSHIBA Web Camera Application Download
Network
Bluetooth Monitor Download
Realtek Wireless LAN Driver Download
Broadcom Wireless LAN Driver Download
Atheros Wireless LAN Driver Download
Atheros LAN Driver Download
Modem
Conexant Modem Driver Download
Utilities
TOSHIBA Speech System Download
TOSHIBA Service Station Download
TouchPad On/Off Utility Download
TOSHIBA Utilities Download
TOSHIBA Smooth View Download
TOSHIBA Power Saver Download
TOSHIBA Hotkey Utility Download
Intel Chipset SW Installation Utility Download
Intel Rapid Storage Technology Driver Download
Intel Management Engine Interface Download
TOSHIBA Assist Download
Realtek Card Reader Driver Download
ConfigFree Download

Sabtu, 14 Mei 2011

DESA PANDANSARI

Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten / Kota, maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang dalam penyelengggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang berkembang di desa, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) 5 (lima) tahun ataupun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk 1 (satu) tahun.
RPJM Desa Desa Pandansari ini merupakan rencana strategis Desa Pandansari untuk mencapai tujuan dan cita-cita desa. RPJM Desa tersebut nantinya akan menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan pembangunan ditingkat Kabupaten, karena perencanaan pembangunan desa dan perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan sistem.

Selasa, 19 April 2011

Tindakan Prajurit di Kebumen Prosedural


Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, tindakan prajurit TNI saat bentrok karena konflik lahan dengan masyarakat Desa Sestrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sudah sesuai prosedur yang berlaku. Dia menjelaskan, dalam menghadapi konflik dengan warga pertama-tama prajurit TNI yang berada di barisan paling depan adalah Polisi Militer. Kedua, jika suasana tidak kondusif, prajurit diperbolehkan melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan warga. “Jika masih mendekat kita kasih peluru karet yang tidak mematikan itu SOP yang kita gunakan,” katanya kepada wartawan di Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (19/4/2011). Dalam kejadian tersebut, kata Iskandar, prajurit TNI tidak ada niat untuk memulai bentrokan. Namun, mereka terpaksa mengeluarkan tembakan karena dihadang masyarakat dengan menggunakan senjata tajam saat hendak latihan. “Saat ini kita juga masih melaksanakan investigasi harapan kita TNI ingin sekali meningkatkan profesionalitasnya. TNI dan Komnas HAM sudah melakukan dialog dengan masyarakat tadi malam namun hasilnya belum diketahui,” ujarnya.

Minggu, 17 April 2011

BENTROK DI KEBUMEN

KEBUMEN- Sedikitnya 11 warga Urut Sewu diperiksa polisi, menyusul bentrok dengan aparat TNI terkait sengketa lahan untuk latihan senjata di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen. Sejumlah tokoh masyarakat juga dibawa ke Mapolres Kebumen untuk menjalani pemeriksaan. Mereka di antaranya Paryono, Kiai Imam Zuhdi, Nur Hidayat, dan Soleh. Seorang warga, Aris Panji, ditetapkan sebagai tersangka penghinaan terhadap institusi TNI. Menurut Kapolda Jateng Irjen Edward Aritonang,sebagian warga yang diperiksa itu berada di lokasi kejadian saat terjadi amuk massa yang merobohkan gapura pintu masuk menuju tempat latihan uji coba senjata di komplek kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD, Sabtu (16/4). Sisanya tidak berada di lokasi. Jika terbukti terlibat, mereka yang berada di lokasi bisa dijerat dengan pasal perusakan, sedangkan yang tidak berada di lokasi kejadian diduga merupakan penggerak massa. Kapolda meminta masing-masing pihak menahan diri. Polri akan melakukan langkah-langkah pemulihan yang meliputi empat aspek.  ”Pertama evaluasi, kedua pencegahan agar tidak terulang kembali, ketiga penegakan hukum, dan keempat menjaga hubungan baik dengan masyarakat,” tegas kapolda yang datang ke Kebumen untuk mengoordinasi pengamanan, kemarin. Kunjungan kapolda berbarengan dengan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono dan Wakil Gubernur Rustriningsih. Mereka bertemu di pendapa kabupaten bersama Bupati Buyar Winarso. Kapolda juga meninjau situasi di Urut Sewu pascabentrok. Situasi Desa Setrojenar berangsur pulih. Warga sudah berani keluar rumah. Jalan yang diblokade dengan pohon telah dibersihkan. Begitu pula gapura pintu masuk latihan TNI AD yang dirobohkan, sudah diangkat dan diberi penyangga. Jalan yang sempat tertutup gapura itu kembali lancar. Sementara itu, Sabtu (16/4) malam, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kebumen Ma’rifun Arif juga diperiksa di Satreskrim Polres Kebumen. Hal itu dibenarkan Teguh Purnomo SH MHum, penasihat hukum aktivis Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) Kebumen, Seniman serta warga yang menjadi korban bentrok dengan TNI. Teguh juga mengungkapkan penetapan Aris Panji sebagai tersangka kasus penghinaan TNI. Aris, warga Kota Kebumen itu, masih berada di rumah sakit bersama Kepala Desa Setrojenar, Urip Supangat. Sementara polisi memeriksa kasus dugaan perusakan, aparat Detasemen Polisi Militer (Denpom) 42 Yogyakarta mengusut insiden yang melibatkan anggota TNI. Kemarin, anggota Denpom mengumpulkan data dan meminta keterangan para korban bentrokan di RSUD Kebumen.
”Polisi menangani warga sipil, sedangkan anggota TNI ditangani Denpom,” tegas seorang perwira Denpom 42 Yogyakarta yang enggan disebut namanya. Seperti diberitakan, bentrokan itu pecah setelah warga mengamuk dan merobohkan gapura pintu masuk latihan senjata TNI, sekitar 1 km dari kantor Dislitbang. Warga yang membawa bambu runcing dan senjata tajam juga membobol gudang peluru di kantor Dislitbang. Aparat TNI akhirnya menanggapi aksi anarkis itu dengan melepaskan tembakan. Akibatnya, sejumlah warga terluka. Kemarin, empat dari 10 korban yang dibawa ke rumah sakit, diperbolehkan pulang. Namun ada tiga korban lainnya yang masuk RS. Dapat Dihindari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyesalkan bentrokan aparatnya dengan warga di Kebumen. Menurutnya, kejadian itu seharusnya dapat dihindari. ”Sengketa tersebut mestinya dapat diselesaikan dengan cara-cara demokratis dan sesuai koridor hukum yang berlaku,” katanya dalam siaran pers, Minggu (17/4). Dia menegaskan, TNI tetap akan mengedepankan penyelesaian secara demokratis dan sesuai aturan hukum. Untuk itu, tim investivigasi dari Mabes TNI AD sudah diturunkan. Tim ditugaskan menyelidiki kasus tersebut secara mendalam. Dia menuturkan, bentrokan berawal saat massa yang membawa senjata tajam dan pentungan mengadang dan menghalangi rombongan Mabes TNI AD yang menuju kantor Dislitbang. ”Rombongan tersebut baru saja meninjau latihan menembak di Desa Ambal. Anggota TNI berusaha menghalau massa agar tidak mengadang,” jelasnya.  Namun, lanjutnya, warga memprotes latihan militer di lahan sengketa di desa mereka. ”Atas protes tersebut, sebenarnya TNI AD sudah memindahkan latihan menembak ke Desa Ambal, Kebumen dan juga ke Lumajang, Jawa Timur,” ungkapnya. Dengan demikian, lanjutnya, tidak ada lagi latihan menembak di desa yang dipersengketakan. Namun karena kurangnya komunikasi, warga tetap berunjuk rasa secara anarkis dengan memblokade jalan menuju Dislitbangad. Warga bahkan merobohkan gapura dan antena pemancar milik Dislitbang. ’’Menghadapi hal tersebut, prajurit TNI AD tetap berupaya menenangkan massa secara persuasif, namun tetap tidak diindahkan oleh massa,” paparnya. Melihat situasi yang semakin anarkis dan membahayakan prajurit serta keamanan markas Dislitbang, akhirnya prajurit TNI AD mengambil langkah sesuai prosedur, yaitu memberikan tembakan peringatan ke atas. ”Namun hal itu tetap tidak dihiraukan. Bahkan massa secara brutal menyerang aparat TNI AD. Akhirnya, terjadilah insiden bentrok yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak,” tandasnya. Menurut Panglima, lahan yang digunakan Dislitbang dikelola oleh TNI AD sejak dulu. Bahkan tahun 1949 lahan tersebut sudah dijadikan tempat latihan menembak. Karena latihan menembak itu tidak dilaksanakan setiap saat, TNI AD memperbolehkan warga menanam palawija dan tanaman lainnya di lahan tersebut. ”Tetapi kemudian, secara turun temurun mereka menganggap lahan itu milik mereka. Sebaliknya, TNI AD merasa memiliki kewajiban untuk menjaga aset negara yang sudah digunakan selama puluhan tahun,” imbuhnya. Tak Belajar Direktur Program Imparsial Al Araf mengatakan, untuk menuntaskan bentrok antara warga sipil dan TNI di Kebumen, harus dilakukan penyelidikan oleh lembaga independen. Bila tidak, hasilnya akan diragukan banyak pihak, alias tidak ada kepastian hukum. ”Harus mulai dibentuk tim dari lembaga independen, atau tim yang bersifat independen. Bila tidak dilakukan oleh pihak independen, maka hasilnya akan sulit diterima,” katanya. Selain itu, peristiwa tersebut harus dijadikan bahan pelajaran, bagaimana TNI harus berhadapan dengan warga sipil saat polisi tidak ada atau terlambat sampai di lokasi. Ketua Dewan Federasi Kontras, Usman Hamid menilai kasus itu terjadi karena TNI masih merasa kuat. Kondisi tersebut akibat tidak ada kesungguhan pemerintah, DPR, dan lembaga peradilan untuk bersama-sama mengoreksi TNI. Mantan koodinator Kontras itu meminta pemerintah, khususnya presiden, Menko Polhukam, dan kepala BPN instrospeksi, mengapa permasalahan tanah yang melibatkan TNI dan warga sering terjadi dan penyelesaiannya tidak bisa mulus. Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (eLSAM) Indriaswati D Saptaningrum meminta Panglima TNI melakukan penyelidikan terbuka dan profesional dalam kasus itu. Dia juga mengimbau kepala Staf Angkatan Darat memerintahkan segenap jajarannya untuk menghormati dan melindungi hak-hak asasi manusia dalam menjalankan tugasnya. Di sisi lain, gubernur Jateng dan bupati Kebumen beserta jajarannya sebagai pemegang kekuasaan di daerah tanggap terhadap konflik yang telah berjalan hampir 30 tahun itu dan mengedepankan perlindungan terhadap warga guna meminimalkan konflik yang dikhawatirkan meluas. Sekjen Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) Gunawan menyarankan TNI AD menyerahkan konflik pertanahan itu kepada Kementerian Pertahanan dan kemudian diselesaikan bersama pemerintah daerah, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan masyarakat. Sementara itu Komnas HAM akan segera menyelidiki bentrokan di Kebumen. Menurut anggota Komnas HAM Johny Simanjuntak, ada indikasi pelanggaran HAM dalam peristiwa itu. Ia meminta TNI AD menarik pasukan hingga sengketa tanah itu selesai. Sebaliknya, warga diimbau tidak terprovokasi.

Bentrokan Warga dengan TNI AD di Kebumen

Kabar Bentrokan Warga dengan TNI AD di Kebumen - Sabtu 16 April 2011 terjadi kerusuhan dan bentrokan antara warga desa dan Anggota tentara di kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Awalnya warga menentang rencana uji coba persenjataan di daerah mereka. Namun bentrok pecah karena sejumlah warga terprovokasi. Mereka terpancing melakukan perusakan di sekitar kawasan Urut Sewu. Warga setempat menganggap lahan untuk uji coba persenjataan merupakan tanah leluhur yang sudah turun temurun dan khawatir lahan yang telah ditanami berbagai tanaman menjadi rusak. Hari Minggu (17/4), kondisi Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen kembali normal setelah terjadi bentrok kemarin. "Situasi kembali membaik dan untuk menjaga keamanan dilakukan patroli gabungan antara Polri dan TNI," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Edward Aritonang Ia mengatakan hal itu usai melakukan pertemuan dengan Bupati Kebumen Buyar Winarso, Danrem 072 / Pamungkas Kolonel Inf. Sumedi, Pangdam IV / Diponegoro Mayjen TNI Langgeng Sulistyo, dan Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih. Kasus bentrok antara aparat TNI dengan warga tersebut dipicu penolakan warga terhadap kegiatan latihan TNI di desa tersebut. Edward mengatakan, semua warga sudah kembali ke rumah masing-masing dan tidak ada laporan dari warga yang kehilangan anggota keluarganya. Karena itu ia mengimbau warga agar tak terpengaruh informasi yang tak jelas sumbernya."Kalau ingin informasi masalah tersebut silakan ke kepolisian karena kami terus meng-up date data," katanya. Sementara itu Danrem 072 /Pamungkas Kolonel Inf, Sumedi, mengatakan bentrokan terjadi antara anggota TNI dengan warga yang membawa senjata tajam. Ia mengakui ada tembakan peringatan menggunakan peluru karet dalam bentrok tersebut."Tembakan peluru karet tersebut untuk melumpuhkan, bukan mematikan," katanya.Akibat bentrokan, belasan warga mengalami luka-luka dan kini menjalani perawatan diRSUD Kebumen. Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengatakan, kasus tersebut menjadi keprihatinan semua pihak. Bentrok antara TNI dengan warga merupakan permasalahan yang tidak sederhana. Karena itu ke depan, kata dia, penegakan hukum harus dilakukan.